TONGKAT PEMANDU TUNA NETRA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK
BERBASIS MIKROKONTROLER
BERBASIS MIKROKONTROLER
Tujuan :
Di buatnya alat ini adalah untuk membantu penyandang tuna netra lebih peka membaca benda sekitar, dan mengurangi kecelakaan bagi tuna netra baik di struktur jalan yang susah, banyak rintangan ataupun saat menyebrang.
Alat dan Bahan :
1.Sensor
2.Sensor Ultrasionik
3.Mikrokontroler
4.Resistor
5.Transistor
6.Buzzer
7.Dioda
8.Batrei
Dasar Teori :
Seorang penyandang cacat tuna netra merupakan bagian dari masyarakat pada umumnya yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, dan derajat yang sama sebagai manusia ciptaan Tuhan. Dalam kehidupan sehari hari, keberadaan tuna netra masih kurang dihargai karena kekurangan yang dimiliki oleh mereka.
Di buatnya alat ini adalah untuk membantu penyandang tuna netra lebih peka membaca benda sekitar, dan mengurangi kecelakaan bagi tuna netra baik di struktur jalan yang susah, banyak rintangan ataupun saat menyebrang.
Alat dan Bahan :
1.Sensor
2.Sensor Ultrasionik
3.Mikrokontroler
4.Resistor
5.Transistor
6.Buzzer
7.Dioda
8.Batrei
Dasar Teori :
Seorang penyandang cacat tuna netra merupakan bagian dari masyarakat pada umumnya yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, dan derajat yang sama sebagai manusia ciptaan Tuhan. Dalam kehidupan sehari hari, keberadaan tuna netra masih kurang dihargai karena kekurangan yang dimiliki oleh mereka.
meskipun keberadaan tuna netra sering diabaikan dan dikesampingkan dalam kehidupan sehari hari,Meskipun demikian, Tuna netra merupakan bagian dari komunitas yang memilikiketerbatasan mobilitas terhadap lingkungan dalam kehidupan sosial. Mobilitas yang diharapkan oleh penyandang cacat tuna netra tidak sebatas dilihat dari sisi sosial saja, misalnya adanya penerimaan dari masyarakat akan tetapi juga dilihat secara fisik seperti sarana dan prasarana sehingga memberi kemudahan mobilitas bagi penyandang cacat tuna netra dalam melakukan aktivitasnya.
Pejalan kaki yang merupakan penderita cacat tuna netra wajib mempergunakan tanda khusus yang mudah dikenali oleh pemakai jalan lain. Tanda bagi penderita cacat tuna netra dapat berupa tongkat yang dilengkapi dengan alat pemantul sinar atau bunyi-bunyian.
Permasalahan yang dihadapi pada tongkat konvensional saat ini dapat diatasi dengan kemajuan teknologi pada tongkat tuna netra yang modern. Kemajuan teknologi tidak hanya dinikmati mereka yang normal. Kemajuan teknologi juga harus dirasakan oleh mereka yang memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah keterbatasan penglihatan.
Konsep Perancangan :
Perancangan alat “Tongkat Pemandu Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler”, ini dimulai dengan membangun ide awal yang dilanjutkan dengan pencarian data dan informasi mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan selama perancangan alat ini, serta fungsi-fungsi kerja yang harus dipenuhi, lalu dilanjutkan dengan pembuatan perangkat lunak untuk mengoperasikan pengontrolan alat. Sehingga perangkat keras dapat berfungsi seperti yang diinginkan, setelah alat terwujud lalu akan dilakukan pengujian. Pada alur perancangan dapat diamati bahwa prosedur perancangan diawali dari perancangan prototype yang akan ditentukan. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan software dan hardware yang akan diperlukan dalam perancangan. Tahapan ini merupakan bagian tahap yang sangat penting, karena jika pada tahapan ini rancangan mampu menghimpun semua kebutuhan secara sistematis, maka dalam proses selanjutnya dapat berjalan dengan lancar tanpa harus menambah daftar kebutuhan dalam list tambahan.
Analisis :
Analisis Kebutuhan
Dalam analisis kebutuhan perlu dilakukan untuk mengetahui spesifikasi kebutuhan pada sebuah sistem. Spesifikasi kebutuhan melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak.
Analisis Permasalahan
Dalam menganalisis masalah yang melingkupi tentang bagaimana memikirkan permasalahan yang ingin diselesaikan. Dengan adanya permasalahan tersebut akan muncul rumusan yang akan diinginkan dalam perancangan alat tongkat tuna netra, maka penulis
menarik beberapa permasalahan yang akan dianalisis yaitu :
a.Menganalisis bagaimana prosedur alat yang akan dibuat, mulai dari kebutuhan hardware dan software pada prototype.
b.Dibutuhkan sebuah prosesor yang memiliki dimensi yang kecil, hal ini dikarenakan penempatannya yang harus bisa diadaptasikan dengan keadaan pada media uji berupa tongkat.
c.Pemberitahuan kepada penyandang cacat, sebagai pihak pengguna alat yang akan dirancang, sosialisasi perlu dilakukan kepada pihak pengguna alat yaitu penyandang cacat. Sosialisasi ini berupa cara penggunaan tongkat tuna netra yang benar dan fungsi serta indicator yang dihasilkan pada keadaan pendeteksian objek penghalang.
Artikel by: Mochamad Yazid
0 komentar:
Posting Komentar