• TEKNOLOGI MAKEY MAKEY



    Disusun Oleh :
    Walidatus Syakila                                     (5.15.04.11.0.113)
    Onky Oktafian                                          (5.15.04.11.0.096)
    Ravinda Nur Irsyadul Ibad                       (5.15.04.11.0.100)



    Program Studi
    Interaksi Manusia dan Komputer
    Fakultas Teknik Informatika
    UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
    Tahun Akademik 2017/2018

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Yang telah melimpahkan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini kami buat untuk memenuhi “Tugas Interaksi Manusia dan Komputer” tujuannya untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman kami mengenai pembelajaran tentang materi yang ada di mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputerl. Dalam penulisan laporan ini, tentunya masih terdapat kesalahan baik dari segi bahasa, penulisan atau pengertian. Hal ini karena kami masih membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca yang dapat membantu kami untuk menyempurnakan laporan ini. Dan saya berharap dengan adanya laporan ini dapat membawa manfaat bagi kami sendiri dan bagi pembaca sekalian.
    Atas perhatiannya Kami ucapkan terima kasih.



                                                                              Mojokerto, 24 Mei 2017



                                                                                                                    Penulis


    DAFTAR ISI

    BAB I  PENDAHULUAN
          1.1  Latar Belakang...............................................................................................................................01
           1.2  Tujuan ..........................................................................................................................................02

    BAB II PEMBAHASAN
          2.1  Dasar Teori....................................................................................................................................02
          2.1.1  Sejarah
    ........................................................................................................................................02
          2.1.1.1 Cara Kerja Seismograf
    .............................................................................................................03
          2.1.1.2 Cara Kerja quake alarm
    ...........................................................................................................04
          2.1.2  Kelebihan 
    quake alarm
    ...............................................................................................................05
          2.1.3  Kekurangan 
    quake alarm
    ............................................................................................................05
          2.1.4 Manfaat quake alarm
    ..................................................................................................................06
          2.1.5 Komponen quake alarm
    ..............................................................................................................07
          2.3.5.1  
     Kegunaan dari komponen-komponen Quake Alarm
    ..............................................................07

    BAB III ANALISIS
    3.1. Cara mengaplikasikan Quake Alarm............................................................................................09
    3.2. Cara memasang Quake Alarm......................................................................................................09
    3.3. Coding
    ...........................................................................................................................................10

    BAB IV PENUTUP
          4.1. Kesimpulan...................................................................................................................................11

          DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................12


    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1.            Latar Belakang

    Pada akhir-akhir ini sering terjadi gempa bumi di seluruh penjuru dunia, indonesia pun termasuk negara yang sering mengalami gempa bumi, mulai dari tekanan yang rendah hingga tekanan yang tinggi. Seiring berkembangnya zaman, dan waktu yang terus berdenting dengan berbagai varian baru dalam teknologi-teknologi yang telah dibuat oleh para ahli.
    Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.[1]
    Disini kami akan mengulas sedikit tentang alat pendeteksi gempa, mungkin kebanyakan orang sering mendengar sebutan seismograf atau alat pengukur (pencatat) gempa bumi. Dengan berbagai macam penelitian lanjutan, para ahli meneliti, mencari apa yang dibutuhkan oleh konsumen, apa yang akan diperbarui dari alat pengukur gempa atau yang disebut seismograf tersebut.
    Setelah sampai pada tahap akhir akhirnya peneliti memperbarui alat pengukur gempa atau seismograf dengan alat pendeteksi gempa yang bisa disebut dengan quake alarm tm. Alat ini dikemas sangat praktis dengan harga terjangkau yang pastinya sudah lebih canggih dari alat sebelumnya. Tapi yang pasti semua perbaruan masih memiliki kelemahan, begitupun quake alarm tm ini.
    Alat ini berfungsi sebagai peringatan (warning) pada awal terjadinya gempa yang berpusat hingga ratusan kilometer dan dapat mendeteksi tanah longsor. Secara otomatis alarm akan berhenti dan kembali pada posisi standby. sensitivitas sensor, dapat diatur untuk mendeteksi getaran gempa mulai 4 skala ritcher dan seterusnya. pemasangat sangat mudah, cukup gantungkan, tempel, atau diletakkan


    1.2.            TUJUAN
    Untuk mendeteksi dan mengantisipasi terhadap terjadinya gempa yang terjadi dengan adanya bunyi dari bel yang disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan dari pergerakan unting-unting saat gempa terjadi. Maka dengan alat ini kita dapat waspada dan siap siaga akan terjadinya gempa.[2]
    BAB II
    PEMBAHASAN
    2.1. Dasar Teori
    2.1.1. sejarah
    Richter mengembangkan skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi pada tahun 1935 yang dikenal sebagai skala Richter. Skala untuk mengukur kekuatan gempa telah diperkenalkan terlebih dahulu oleh pendahulunya De Rossi pada 1880-an dan Giuseppe Mercalli pada 1902, tetapi keduanya masih menggunakan skala kualitatif berdasarkan tingkat kerusakan bangunan setelah terjadi gempa bumi. Tentu saja ini hanya bisa diterapkan di tempat yang ada bangunannya dan sangat tergantung dari jenis material pembuat bangunannya.[3]
    Richter bersama rekan-rekannya sesama ilmuwan berhasil menemukan alat ukur kekuatan gempa yang didasarkan kepada tingkat energi yang dilepaskan pusat gempa. Richter membagi tingkat kekuatan gempa itu dari ukuran satu hingga sembilan. Salah satu buku Richter yang cukup terkenal di bidang sesismologi[4] berjudul, Seismicity of the Earth yang ditulis bersama Gutenberg. Ilmuwan penemu alat ukur kekuatan gempa adalah Charles Richter. Sebagai bentuk penghargaan atas temuannya, maka satuan untuk kekuatan gempa disebut skala Richter.
    Alat pendeteksi gempa bumi Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Jika penemu satuan untuk kekuatan gempa adalah mr.Richter, alat pendeteksi gempa diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng.[5] Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband. Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.
    2.1.1.1. cara kerja seismograf
    Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik  yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik  yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.
    Dulu seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf sudahdapat merekam gerakan-gerakan vertikal danlateral. Seismograf menggunakan dua gerakanmekanik dan elektromagnetik seismographer Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapatmendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.[6]
                    Waktu demi waktu dilewati dengan berbagai penelitian  hingga di modifikasi menjadi quake alarm.[7]Quake Alarm adalah sebuah alat berukuran kecil (sebesar gagang telepon) yang ditempel di dinding dengan pelakat velcro dengan menggunakan baterei alkalin 9 Volt. Quake alarm menggunakan teknologi pendulum terbalik yang sangat sensitif untuk mendeteksi gelompang "P" yang selalu menjalar mendahului getaran sebuah gempa bumi. Pendulumnya bergerak memicu sirkuit yang membunyikan suara alarm.
    Quake Alarm sanggup mendeteksi gempa bumi mulai 4 SR, bahkan dari beberapa pengalaman gempa dibawah 4 SR pun masih terdeteksi. ada saat gempa, terbentuk gelombang-gelombang yang disebabkan oleh pergeseran plat bumi dibawah permukaan. Dua gelombang utamanya adalah Gelombang Kompresi "P" (compresion wave) dan gelombang perusak "S" (Shear wave). Gelombang "P" menjalar lebih cepat dari gelombang "S", sehingga ketika gempa terjadi, Quake Alarm mampu mendeteksi sebelum terjadi getaran bumi. Jadi, memberikan waktu berharga untuk berlindung. Badang Pengawas Geologi AS (USGS) menyatakan bahwa gelombang perusak "S" menjalar lebih lamban 1,75 kali lipat di banding gelombang kompresi "P".
    JDS Productions telah melakukan tes sistem pendulum terbalik lebih dari 5 tahun dan mempunyai catatan kejadian gempa yang aktual, membuktikan bahwa Quake Alarm bekerja dengan baik. Beberapa unit di pasang di sekitar Los Angeles untuk memberikan laporan setiap kali berbunyi, kemudian dicocokan dengan catatan USGS dan ternyata pada setiap kejadian gempa bumi, Quake Alarm berhasil mendeteksinya,  pada kejadian di Indonesia, tgl 2 Agustus 2006 terjadi gempa bumi 6,1 SR di barat Daya Kota Taliwang Pulau Sumbawa. Gempa ini terdeteksi di kota Mataram ( P. Lombok).[8]
    Para pengguna Quake Alarm melaporkan pengalamannya dan saling menelepon untuk memastikan kegunaan Quake Alarm. Tergantung seberapa jauh pusat gempa dan berapa besar kekuatan gempa. Berdasarkan perhitungan gelombang "P" dan "S", Quake Alarm akan berbunyi puluhan detik sebelum gempa terasa, sehingga kita mempunyai waktu untuk melakukan langkah penyelamatan.
    2.1.1.2. Cara Kerja Quake Alarm
    Sistem Pendulum Terbaik : Quake Alarm dilengkapi dengan komponen sistem pendulum terbaik ( reverse pendulum system USA patent no. 5475372 ) yang sangat sensitif untuk mendeteksi gelombang kompresi "P" pada saat sebuah gempa bumi tektonik terjadi. Pendulum bergerak memicu sirkuit elektronik yang membunyikan suara alarm
    Gelombang "P" dan "S" : Pada saat terjadi sebuah gempa bumi, terbentuk gelombang gelombang yang disebabkan oleh pergeseran plat bumi dibawah permukaan tanah. Dua gelombang utamanya adalah gelombang "P" dan gelombang "S". Gelombang "P" menjalar lebih cepat dan relatif tidak terlalu berbahaya, disusul oleh gelombang perusak "S" yang relatif lebih berbahaya karena akan menggunacangkan tempat kita berada. Menurut Badan Pengawas Geologi USA, gelombang perusak "S" menjalar lebih lamban 1,75 kali lipat dibandingkan dengan gelombang kompresi "P" atau kira kira 3,2 km/detik dibanding 4,8 km/detik. Berdasarkan fakta bahwa gelombang kompresi "P" selalu menjalar lebih cepat daripada gelombang perusak "S", maka Quake Alarm akan berbunyi sebelum getaran gempa bumi terasa( dalam hitungan detik sampai menit, tergantung dari faktor kekuatan gempa serta jauhnya pusat gempa )
    2.1.2.  Kelebihan Quake Alarm
    1. Dapat mendeteksi gempa mulai dari 4R-6R
    2. Dikemas dengan bentuk yang mudah untuk dibawa dan ditempelkan di setiap tempat
    3.Selain dapat mendeteksi adanya gempa, quake alarm juga bisa mendeteksi adanya gempa susulan, dan tanah longsor sekalipun
    4. Alat sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk indonesia
    5. Bisa di dapat dengan harga terjangkau
    6. sensitif untuk mendeteksi gempa bumi tektonik yang berpusat ratusan kilometer jauhnya serta dapat mendeteksi gempa-gempa susulan yang terjadi didaerah sekitar.
    2.1.3. Kekurangan Quake Alarm
    1. Masih ada nilai maksimum dalam pendeteksian skala gempa, jika melebihi batas alat jelas.
    2.1.4. Manfaat Quake Alarm
    1.         Memberikan Peringatan Dini Pada Sebuah Gempa Bumi Tektonik : Dirancang Untuk memberikan peringatan dini pada sebuah gempa bumi tektonik dengan secara seketika mendeteksi gelombang kompresi[9] " P " sehingga memberikan detik detik berharga untuk dapat mengambil langkah perlindungan.
    2.         Memastikan Adanya Sebuah Gempa Bumi : Dengan adanya Quake Alarm, kita dapat memastikan bahwa yang terjadi saat itu adalah gempa bumi, sehingga tidak ada waktu yang tersia-sia untuk dapat segera bertindak.
    3.         Membangunkan Kita Saat Tidur : Quake Alarm sangat berguna pada malam hari, karena bunyi alarmnya sangat keras ( 100 dB ) sehingga dapat membangunkan kita saat tidur, sehingga kita dan keluarga dapat segera berlindung ke tempat yang lebih aman.
    4.         Memonitor Gempa Gempa Susulan : Quake Alarm dapat memonitor gempa susulan yang terjadi di sekitar tempat kita berada
    5.         Dapat Juga Mendeteksi Tanah Longsor : Quake Alarm akan berbunyi jika struktur dimana ia berada mengalami kemiringan akibat bencana tanah longsor
    6.         Quake Alarm dapat mengeliminasi keraguan mengenai adanya suatu gempa bumi dikarenakan pada saat bumi bergetar, kita mengalami disorientasi keseimbangan tubuh yang mirip dengan gejala kesehatan vertigo (kepala pening). Suara keras dari pintu garasi yang tertutup atau gemuruh kendaraan truk besar yang lewat juga dapat mengagetkan banyak orang dan berpikir bahwa mereka sedang mengalami gempa bumi.
    2.1.5.KOMPONEN QUICK ALARM
    1.      Sensor
    Sensor untuk sebuah Seismograph disebut Seismometer. Seismometer diartiakan sebuah sensor yang menangkap gelombang seismik yang berbentuk besaran fisik. Bentuk output dari seismometer adalah tegangan listrik. Seismometer sendri terbagi dua jenis yaitu Short Period dan Broadband. 

    2.      Amplyfier / Pengkondisi sinyal
    Output dari seismometer yang berupa tegangan tersebut merupakan input dari bagian ini. Seperti namanya Amplyfier, berfungsi sebagai penguat tegangan dari seismometer. Sebab tegangan yang dihasilkan oleh seismometer belum dapat diolah secara langsung oleh ADC, Jadi perlu dikuatkan dan dipilih (difilter) oleh pengkondisi sinyal. Hasil dari bagian Amplyfier dan Pengkondisi Sinyal inilah yang menjadi input bagi ADC. 

    3.      ADC
    ADC atau Analog to Digital Converter adalah sebuah bagian yang berfungsi sebagai perubah dari sinyal analog, berupa tegangan listrik yang dikeluarkan oleh pengkondisi sinyal menjadi sebuah bentuk digital. Bentuk digital inilah nantinya yang akan diproses menjadi sebuah informasi. Digitizer juga diintegrasikan dengan sebuah logger sebagai media penyimpan data. Sehingga data tersebut tidak hilang dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu.

    4.      Time System
    Time System atau sistem pewaktu dalam sebuah Seismograf sangat penting sebagai penyedia informasi waktu dari parameter gempa bumi. Sistem pewaktu dapat diperoleh dari sebuah RTC (Real Time Clock), biasanya berupa IC, dan sebuah GPS (Global Position system). Pada masa sekarang ini RTC dan GPS keduanya dibutuhkan dalam seismograf untuk saling melengkapi. 

    5.      Recorder 
    Recorder di dalam sebuah seismograf berfungsi sebagai pencatat atau perekam untuk selanjutnya di lakukan analisa lanjutan. Sudah jamak di sini bahwa recorder berupa sebuah PC atau laptop. Selain sebagai recorder, peran PC bisa juga sebagai data logger dan juga analisis data. Hal tersebut dimungkinkan karena dilengkapi dengan software analisa. 

    6.      Power Supply
    Sebuah alat elektronika tidak dapat bekerja tanpa diberi power supply. Power supply yang digunakan adalah tegangan DC atau searah. Untuk sebuah seismograf tegangan dari sumber masuk ke digitizer untuk selanjutnya didistribusikan ke semua bagian
    2.1.5.1. kegunaan dari komponen-komponen Quake Alarm
    ·         Sensor (seismometer), untuk menangkap gelombang seismik yang berbentuk besaran fisik.
    ·         Amplyfier, untuk penguat tegangan dari seismometer
    ·         ADC (Analog to Digital Converter), sebagai perubah dari sinyal analog menjadi sinyal digital
    ·         Time System, sebagai petunjuk waktu terjadinya gempa
    ·         Recoder, sebagai pencatat atau perekam kekuatan dan arah gempa yang kemudian akan dianalisa
    ·         Power Supply, sebagai pemberi suplai tenaga listrik untuk menjalankan seismograf sesuai fungsinya.


    Gambar 1.1.[10]


    Gambar 1.2.[11]






    BAB III
    ANALISIS
    3.1. Cara mengaplikasikan Quake Alarm
                Quake Alarm adalah sebuah alat seukuran termostat yang ditempel didinding dengan pelekat velcro and dioperasikan oleh baterei 9- volt. Komponen sistem pendulum terbaliknya sangat sensitif dan telah dipatenkan untuk mendeteksi gelombang kompresi “ P” yang selalu menjalar mendahului getaran gempa bumi. Pendulumnya bergerak memicu sirkuit yang menyalakan suara alarm. Pada saat terjadi gempa, terbentuk gelombang- gelombang yang disebabkan oleh pergeseran plat bumi dibawah permukaan. Dua gelombang utamanya adalah gelombang kompresi “ P” , yang selalu menjalar lebih cepat, dan gelombang perusak “ S” , yang lebih lamban. Quake Alarm mampu mendeteksi gelombang “ P” sehingga memberi waktu berharga bagi Anda sekeluarga untuk berlindung ketempat yang lebih aman.
    1.      Letakkan pada tempat yang sekiranya dapat di dengar oleh sekitar, jika di rumah tempelkan di ruangan yang dapat terdengar dari segala penjuru. Jika di sekolahan maka letakkan di ruang guru atau yang lain.
    2.      Pastikan alarm dapat digunakan tidak error. Jika ingin mengecek, buatlah suara getaran-getaran. Dengan cara berlari-lari atau memukul dinding.
    3.      Atur sensor sensitivitas pada quake alarm. Maksudnya atur berapa tegangan yang akan kita hitung atau terdeteksi, jadi pada alat ini kita dapat mengatur sensitivitas agar dapat mendeteksi gempa bumi tektonik berkekuatan 4R-6R.
    Yang terpenting hanya bagian itu saja. Baterai 9volt dalam quake alarm dapat bertahan hingga 5 tahun. Volume dari quake alarm: Tinggi 15 cm, Lebar 7 cm, diameter/ tebal 3 cm
    3.2. Cara memasang Quake Alarm
    Quake Alarm sangat mudah dipasang tanpa menggunakan sekrup,baut, atau peralatan lainnya. Menggunakan baterai 9 volt yang dapat bertahan sampai 3 tahun dan tidak memerlukan perawatan yang khusus. Sebelum pemasangan, tentukan lokasi penempatan unit. Kepekaan yang baik akan dihasilkan bila unit dipasang pada tiang pondasi, struktur beton, atau pada dinding yang kokoh. Tidak dianjurkan untuk dipasang pada papan gypsum atau triplek.
    3.3. Coding
               # List all gems that are required.
    require 'rubygems'
    require 'bundler/setup'
    require 'dino'
    require 'pubnub'


    # Setup the hardware with their pins specified.
    board = Dino::Board.new(Dino::TxRx::Serial.new)
    sensor = Dino::Components::Sensor.new(pin: 'A0', board: board)
    buzzer = Dino::Components::Led.new(pin: 1, board: board)


    # Initially set the buzzer off.
    buzzer.send(:off)


    # Initializing and setting up the pubnub variable.
    # ------------
    @pubnub = Pubnub.new(
        :subscribe_key    => 'sub-c-49d69172-3e94-11e4-8c81-02ee2ddab7fe',
        :publish_key      => 'pub-c-67b64f52-9ac9-42df-9803-55fc0a646b22',
        :error_callback   => lambda { |msg|
      puts "Error callback says: #{msg.inspect}"
    },
        :connect_callback => lambda { |msg|
          puts "CONNECTED: #{msg.inspect}"
        }
    )


    # Subscribing the channel to/from which message are to be passed/collected.
    @pubnub.subscribe(
        :channel  => 'earthquake_frequency'
    ){|data|
    # Logic of what to do on client side when message is analysed.
    if data.message['Magnitude'] > 7.50
      puts "EARTHQUAKE ALARM..."
     buzzer.send(:on)
    else
     buzzer.send(:off)
       end
    }
    # ------------


    # Specifies what message is to be sent to pubnub on a particular user's event. (Here, when pressue sensor senses the change in it's value).
    # ------------
    sensor.when_data_received do |data|
        mag = (data.to_f)/100
        puts mag
        @pubnub.publish(:message => {'Magnitude' => mag}, :channel => 'earthquake_frequency', :http_sync => true)
    end


    sleep




    BAB IV
    PENUTUP
    4.1. Kesimpulan
                Seismometer adalah alat atau sensor getaran yang mana pada zamannya digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah, hasil rekaman dari alat pendeteksi tersebut dinamakan seismogram. Alat pendeteksi gempa bumi ini dikenalkan oleh matematikawan pada tahun 132 SM dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng.
                Seismometer dikembangkan oleh teknologi pada masa sekarang sehingga dapat merekam getaran dalam jangkauan yang lebih luas, menjadi seismometer broadband.alat tersebut terdiri dari gantungan pemberat dan ujungnya lancip seperti pensil, dengan begitu dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.
                Dari pengembangan yang sudah dilakukan oleh teknologi masa kini, alat pendeteksi gempa bumi dikembangkan lebih lanjut, dengan kemasan yang lebih praktis,aman, dan pastinya user interface[12]. Alat ini di sebut dengan Quake Alarm. Quake Alarm sanggup mendeteksi gempa bumi mulai 4 SR, bahkan dari beberapa pengalaman gempa dibawah 4 SR pun masih terdeteksi. ada saat gempa, terbentuk gelombang-gelombang yang disebabkan oleh pergeseran plat bumi dibawah permukaan. Dua gelombang utamanya adalah Gelombang Kompresi "P" (compresion wave) dan gelombang perusak "S" (Shear wave). Gelombang "P" menjalar lebih cepat dari gelombang "S", sehingga ketika gempa terjadi, Quake Alarm mampu mendeteksi sebelum terjadi getaran bumi. Jadi, memberikan waktu berharga untuk berlindung. Badang Pengawas Geologi AS (USGS) menyatakan bahwa gelombang perusak "S" menjalar lebih lamban 1,75 kali lipat di banding gelombang kompresi "P".





    DAFTAR PUSTAKA
    Diyhacking.com
    Dokumen.tips/documents/alat-pendeteksi-gempa-bumi.
    Quake alarm.blogspot.id
    Scribd.com
    Sangpertamax.wordpress.com
    Mail-archive.com
    Dokumen.tips



    [1] Sumber : http://dokumen.tips/documents/alat-pendeteksi-gempa-bumi.html
    [2] Sumber :http://fiu93.blogspot.co.id/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo_2.html
    [3] Sumber : sangpertamaxx.wordpress.com
    [4] Seismologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi dan getaran atau goncangan pada tanah
    [5] Sumber :http://dokumen.tips/documents/alat-pendeteksi-gempa-bumi.html
    [6] Sumber : www.scribd.com
    [7]Quake Alarm adalah alat deteksi gempa bumi dengan harga terjangkau dari jds Products, Inc California, cocok untuk rumah, apartemen, hotel, kantor, sekolah dll. Akan berbunyi keras pada saat sebuah gempa bumi terdeteksi.
    [8] Sumber :http://quake-alarm.blogspot.co.id
    [9] Gelombang kompresi : Jika pergerakan partikel tersebut sejajar dengan arah penjalaran gelombang, maka disebut dengan gelombang kompresi (gelombang primer atau primary wave atau gelombang P).
    [10] Gambar 1.1. adalah gambar yang mana menjelaskan tentang satuan-satuan komponen sebelum menjadi sebuah alat pendekteksi atau Quake Alarm.
    [11] Gambar 1.2. adalah hasil jadi dari rancangan komponen sebelumnya, alat praktis yang dikemas dengan aman dan membuat nyaman para konsumen,dapat di tempelkan di rumah,garasi,sekolahan,perpustakaan dll.
    [12] User interface yang mana memudahkan pengguna dalam memakai atau menggunakannya.
  • 0 komentar:

    Posting Komentar